Coba 10 ranah starup yang masih jarang di Indonesia


Berminat mendirikan startup tapi masih belum tahu ranah mana yang ingin Anda kuasai? Maka ini adalah artikel yang tepat untuk Anda. Tahun lalu, Y Combinator, sebuah program akselerator terkemuka asal Amerika, membuat sebuah daftar mengenai ranah startup yang mereka ingin bantu di dalam program mereka.
Ranah startup yang masuk ke dalam daftar ini bisa dibilang sebagai ranah yang masih sangat jarang terjamah. Salah satu alasannya adalah karena beberapa ranah di dalam daftar tersebut memerlukan terobosan teknologi yang akan membuat “dunia menjadi jauh lebih baik”. Tech in Asia akan merangkum daftar tersebut dan mencoba untuk menyaringnya agar dapat diaplikasikan ke dalam pasar tanah air. Berikut daftarnya:


1. Energi



Bukan hanya Indonesia, dunia membutuhkan sumber energi alternatif yang baru. Beberapa waktu lalu kita sempat mengenal bio ethanol, sebuah bahan bakar yang diciptakan dari tumbuh-tumbuhan. Namun, traksinya masih kurang bagus karena minimnya edukasi terhadap masyarakat.
Indonesia – dan dunia – membutuhkan startup yang mencoba memecahkan masalah bahan bakar alternatif ini. Selain bio ethanol, beberapa sumber energi yang dapat dimaksimalkan adalah seperti tumbuhan jatropha dan panas bumi. Bukan hanya itu, startup yang bergerak di bidang energi bisa memecahkan masalah tentang bagaimana kita bisa menghemat energi yang saat ini semakin terbatas dan mahal.
Dengan energi alternatif yang lebih murah, kita bisa mengurangi polusi, membantu ekonomi, mengurangi tingkat peperangan di dunia, serta merangkai masa depan yang lebih terjamin. Di Indonesia sendiri, beberapa gerakan seperti GIST telah muncul yang bertujuan untuk memajukan inovasi secara global melalui ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang energi.
Salah satu startup mancanegara yang bergerak di ranah ini adalah Edisundengan produk panel surya murah yang mereka miliki. Edisun memproduksi alat panel surya yang dapat menghasilkan sumber listrik dengan murah menggunakan tenaga matahari.



2. Kecerdasan buatan (artificial intelligence)



Saat ini penggunaan kecerdasan buatan atau yang lebih dikenal denganartificial intelligence (AI) masih terbatas dalam industri game. Namun, hal tersebut bukan berarti ranah ini tidak bisa diaplikasikan ke dalam sektor lainnya.
AI adalah sebuah sistem dengan jaringan syaraf buatan yang terhubung satu sama lain dan bekerja melalui aneka informasi dari audio, gambar dan masukan lain, lalu merepresentasikannya dalam sebuah sistem dengan informasi baru. Mirip dengan cara kerja otak manusia. Sehingga, kecerdasan buatan ini seolah-olah bisa mendengar, melihat, berfikir, belajar, dan melakukan reaksi serta tindakan dari berbagai hal yang dia terima.
Aplikasinya pun cukup beragam. Beberapa startup seperti Enliticmenggunakan kecerdasan buatan di bidang kesehatan yang dapat mendiagnosis penyakit berdasarkan gejala-gejala yang dialami oleh pasien. Ada juga MetaMind yang memberi solusi kepada perusahaan-perusahaan besar dengan memberi sebuah sistem kecerdasan buatan untuk melakukan tugas-tugas dasar seperti menyortir sebuah database.


3. Robot


Saat ini robot sudah merupakan sebuah hal yang lumrah. Namun, masih cukup terbatas pada sektor militer dan manufaktur. Masih sangat jarang startup pembuat robot yang menyasar pasar konsumen.
Garuda Robotics merupakan salah satu startup yang merambah ranah hardware ini. Sebelumnya, mereka pernah mengikuti dan memenangkan kompetisi Startup Arena Jakarta pada tahun 2013. Kala itu, mereka mampu mengantarkan sebuah kopi pesanan juri dengan menggunakan robot drone ciptaan mereka.
Garuda Robotics mengungkapkan bahwa robot ciptaan mereka dapat diaplikasikan ke dalam berbagai hal seperti pengumpulan data, search and rescue (SAR), dan keperluan-keperluan lain yang memerlukan penglihatan dari langit.

4. Teknologi biologi


Teknologi biologi atau sering disebut sebagai BioTech bertujuan untuk mengembangkan berbagai teknologi yang bermanfaat untuk hal-hal biologis. Ancaman senjata biologis dapat diminimalisir ketika kita sudah mempunyai dan memahami teknologi BioTech yang mampu membuat sebuah penangkal racun dengan mudah.
Teknologi ini juga memungkinkan pengaturan DNA agar dapat menghindari penyakit turun temurun pada seorang bayi. Aplikasinya banyak sekali dan tingkat kesulitannya sangat tinggi. Ditambah lagi, pengembangan BioTech akan membutuhkan banyak sekali modal. Namun dengan konsep yang tepat, program akselelator seperti Y Combinator siap membantu startup yang potensial di ranah ini.
Cambrian Genomics merupakan salah satu startup yang bergelut di bidang ini. Mempunyai produk utama laser printing DNA, Cambrian Genomics mampu mengubah DNA sebuah organisme agar mampu menghasilkan organisme yang lebih baik. Salah satu contoh adalah dengan mengubah DNA tumbuhan buah-buahan dan membuat buah hasil tumbuhan tersebut menjadi lebih besar ataupun lebih manis.

5. Kesehatan


Bidang kesehatan merupakan bidang yang sedang naik daun. Kompetitornya pun bisa dibilang masih sedikit. Startup yang bergerak di ranah ini mempunyai pilihan layanan yang lebih banyak, baik itu menyediakan informasi seputar kesehatan di Indonesia, perbandingan rumah sakit di tanah air, maupun portal tanya jawab antar dokter di internet.
Anda juga dapat membuat startup yang memproduksi peralatan medis dengan harga terjangkau. Atau mungkin sebuah alat do it yourself yang sebelumnya memerlukan pendidikan medis agar dapat mengoperasikannya. Sebuah alat sederhana seperti sensor pembaca detak jantung, pengukur tekanan darah, dan lain sebagainya.
AloDokter merupakan salah satu pemain baru di ranah kesehatan tanah air. Startup ini memberi Anda berbagai informasi kesehatan seperti daftar penyakit umum, daftar obat bagi penyakit-penyakit tersebut, artikel-artikel berisi cara pola hidup sehat, dan juga sebuah bagian yang dikhususkan bagi pengguna yang ingin melakukan tanya jawab dengan ahli kesehatan seperti dokter. Startup lain yang melakukan hal serupa adalahUDoctor yang didukung oleh Telkom Indonesia.

6. Obat-obatan

Ranah farmasi saat ini didominasi oleh perusahaan-perusahaan besar yang mengembangkan obat-obatan dengan modal yang tidak sedikit dantimeline yang lumayan lama. Negara berkembang seperti Indonesia membutuhkan startup yang mampu mengubah hal tersebut.
Dari sisi konsumen, Anda pun dapat membuat sebuah startup e-commerce yang secara khusus menjual obat-obatan dengan izin resmi dari pemerintah dan memiliki sistem yang dipantau resmi oleh seorang apoteker yang memiliki izin praktik.
MedicaStore yang selain memberikan informasi kesehatan, juga menyediakan sebuah website e-commerce dimana Anda dapat membeli obat-obatan yang memerlukan resep dokter. Website ini juga memiliki apoteker resmi yang bisa Anda pilih ketika Anda mengirim resep yang Anda ingin gunakan. ApotikAntar juga bergerak di bidang e-commerce farmasi ini serta memiliki layanan yang serupa dengan MedicaStore.





7. Virtual Reality dan Augmented Reality



Teknologi Virtual Reality (VR) dan Augmented Reality (AR) merupakan terobosan lama yang cukup sulit mendapatkan traksi di tanah air. Salah satu faktor adalah kurangnya edukasi dan terbatasnya infrastruktur di negara kepulauan ini.
Aplikasi teknologi ini cukup luas mulai dari bidang entertainment, industri game, marketing, hingga iklan interaktif. Beberapa kampanye iklan di Indonesia pernah menggunakan teknologi augmented reality agar mampu memberi pengalaman iklan yang lebih menyeluruh kepada calon konsumen mereka.
Salah satu pemain di ranah augmented reality tanah air adalah Octagon Studio. Developer AR yang mempunyai basis di Bandung ini sudah mempunyai rekam jejak yang baik di ranah AR. Setelah berhasil dengan model bisnis B2B yang digeluti, Octagon Studio mencoba mengedukasi masyarakat Indonesia dengan terjun ke dalam model bisnis B2C menggunakan aplikasi yang mereka miliki bernama OctagonAR. AR&COmerupakan startup lain di Asia Tenggara yang menggarap ranah ini.




8. Alat programming


                                                Sumber: Pengguna Flickr Frits Ahlefeldt-Laurvig
Di dalam daftar yang dibuat Y Combinator, disebutkan bahwa mereka sedang mencari sebuah startup yang mampu membuat sebuah alat programming agar pengguna awam yang kurang mengerti bahasa pemrograman mampu membuat sebuah produk yang biasanya membutuhkan keahlian programming tinggi.
Selama ini, belajar programming masih menggunakan cara kuno dimana Anda belajar bahasa pemrograman dan mulai membuat produk menggunakan bahasa tersebut. Startup ini nantinya akan menyederhanakan sebuah bahasa pemrograman, bagaimana para developer dapat bekerja sama dengan lebih efisien, dan lain sebagainya.
Docker adalah salah satu kisah sukses dari ranah ini. Startup ini menyediakan sebuah platform distribusi bagi aplikasi terbuka yang Anda miliki. Docker merupakan anggota Y Combinator dan telah berhasil mendapatkan traksi yang cukup baik di kalangan developer. Bahkan, sistem operasi Fedora telah memasukkan fitur Docker secara native ke dalam platform mereka.

9. Hollywood 2.0
     

Youtube masih memegang kunci dalam ranah hiburan ini. Namun, itu bukan berarti mereka berhasil melakukan monopoli. Masih ada nichemarket yang bisa digarap, mulai dari pencarian bakat, distribusi konten dari para selebriti pada para penggemarnya, dan lain sebagainya.
Anda dapat membuat sebuah platform dimana selebritis dapat berkomunikasi dengan para penggunanya secara aman. Atau, Anda pun dapat membuat sebuah platform pencarian bakat yang mampu menghasilkan selebritis-selebritis selanjutnya.
Startup seperti Eksis mampu melakukan hal ini dengan cukup baik. Startup ini menyediakan platform kolaborasi dan portofolio khusus bagi Anda yang memiliki creative talent seperti penyanyi, model, penari, komedian, pemain band, desainer, dan lainnya. Eksis juga merupakan platform talent manajemen online yang bisa membantu para pencari bakat baik yang tergabung dalam artist management, event organizer, model agency, dan lainnya untuk menemukan bakat-bakat baru di setiap bidangnya. Jika Anda ingin melihat contoh lainnya, Creasi melakukan hal serupa dengan mempertemukan para creative talent dengan para pencari bakat.




10. Telekomunikasi

                                               Sumber gambar: Pengguna Flickr Uncalno

Komunikasi tidak akan ada matinya. Setelah Skype dan Whatsapp, apa selanjutnya? Dunia khususnya Indonesia masih mencari terobosan lain dalam ranah ini. Baik itu panggilan telepon murah untuk negara berkembang, ataupun sebuah platform untuk melakukan video call tanpa memerlukan bandwidth yang besar.
Sebelumnya, Nanu dari Singapura membuat sebuah aplikasi dimana Anda dapat melakukan panggilan suara secara gratis meskipun dalam kondisi jaringan yang kurang memadai – jaringan 2G. Terobosan selanjutnya adalah dapatkah hal tersebut diaplikasikan pada sebuah panggilan video?

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to " Coba 10 ranah starup yang masih jarang di Indonesia"

Posting Komentar